Kena Tipu Rp4,7 Miliar, Korban Dijanjikan Anaknya Masuk Akpol Tanpa Tes
Merdeka.com - Dua warga Kecamatan Cibalong dan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat kena tipu tersangka yang berinisial J (46) dan CB (37) hingga Rp4,7 miliar. Kedua korban diketahui dibujuk rayu untuk mengeluarkan uang tersebut dengan janji akan memasukan anak mereka ke Akademi Kepolisian (Akpol) tanpa tes di 2022.
Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, aksi penipuan yang dilakukan oleh kedua tersangka dilakukan sejak Oktober 2021 hingga Agustus 2022. Awalnya, tersangka J mendekati kedua korban dan datang ke rumahnya menawarkan jasa yang bisa memasukan anak korban ke Akpol tanpa tes.
“Tersangka J ini mengetahui bahwa anak kedua korban ini memang ingin menjadi polisi, Akpol, sehingga tersangka datang ke rumahnya untuk menawarkan hal tersebut. Tersangka ini menyebutkan untuk bisa masuk Akpol tanpa tes diharuskan menyerahkan sejumlah uang,” katanya di Garut, Rabu (16/11).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
Dengan segala bujuk rayu yang dilakukan J, kedua tersangka akhirnya menyerahkan sejumlah uang kepada tersangka.
“Selama sekitar 1 tahun dari Oktober 2021 sampai Agustus 20222, total kerugian dari kedua korban mencapai Rp 4,7 miliar,” ungkapnya.
Aksi J ternyata tidak sendiri, karena setelah mendatangi kedua korban langsung mengenalkan kepada satu tersangka lainnya yang berinisial CB. Di hadapan para korban, CB mengaku sebagai anggota Polri dengan pangkat AKP dan bertugas di Asisten Sumber daya Manusia (SSDM) Mabes Polri sebagai staff.
Di tahun 2021, CB diketahui menjanjikan kepada kedua korban akan bisa memasukan anaknya ke Akpol tanpa tes. Hal yang dijanjikan, anak kedua korban masuk sebagai taruna Akpol di tahun 2022 sehingga pengurusannya dilakukan sejak 2021.
“Untuk meyakinkan korban, tersangka ini sempat menggunakan uang korban itu untuk melakukan bimbingan-bimbingan kepada anak korban di Semarang (Jawa Tengah). Jadi dikostkan di Semarang untuk melakukan bimbingan psikologi dan juga termasuk bimbingan akademik. Setelah ngekos selama beberapa waktu, diarahkan juga anak korban mengaku kepada orang tuanya bahwa mereka dibimbing di Lemdik Akpol, dan ternyata tidak,” jelasnya.
Selain itu juga, para pelaku di tahun 2022 tidak pernah mendaftarkan kedua anak korban ke Akpol, namun membuat kartu tes palsu. Kartu tes palsu tersebut pun kemudian difoto dan dikirimkan kepada kedua korban untuk meyakinkan.
Hingga Oktober 2022, korban melihat anaknya tidak juga masuk ke pendidikan di Akpol sehingga muncul kecurigaan sehingga meminta uang-uang yang sudah diberikan kepada pelaku J dan CB. Korban pun akhirnya menemukan keberadaan tersangka di Purbalingga, Jawa Tengah dan mengamankannya lalu menyerahkan ke kepolisian.
Karena tempat kejadian perkara (TKP) penipuan di Kabupaten Garut, proses pun dilakukan di Polres Garut. “Hasil penyidikan dan pemeriksaan kepada tersangka, ternyata sudah ada total dari operasi selama 1 tahun atau 2021-2022 ada tiga korban yang menjadi sasaran mereka, itu 2 orang dari Garut dan 1 orang dari kota Bandung,” sebutnya.
Dalam pemeriksaan, diketahui bahwa uang-uang yang diambil dari kedua korban selain untuk mengelabui korban dengan mendaftarkan ke bimbingan-bimbingan belajar, digunakan juga sampai habis untuk kebutuhan pribadi tersangka, mulai membeli sejumlah aset, barang, berjudi, hingga prostitusi.
“Dari tersangka CB, kami berhasil menyita ada 1 sertifikat tanah di Purbalingga Jawa Tengah, kendaraan bermotor, sejumlah uang. Dari tersangka J, kami amankan sebuah bangunan rumah di daerah Margalaksana Cilawu, dan kemudian termasuk sejumlah HP dan peralatan rumah tangga lainnya, dan rekening pribadinya,” ucapnya.
Wirdhanto mengatakan bahwa pihaknya belum ada alat bukti yang mengarah pada adanya keterlibatan anggota Polri dalam aksi penipuan yang dilakukan kedua tersangka. Kepada keduanya, pihaknya menyangkakan pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan dengan ancaman pidana penjara 4 tahun.
“Kami tentunya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak terpedaya dan menjadi korban penipuan dengan modus operandi akan menyukseskan putra putri untuk bisa masuk polisi melalui jalur apapun tanpa tes dan memberikan jaminan bahwa akan masuk semuanya dengan mudah tanpa tes. Karena semua akan melalui proses yang berlaku sesuai dengan aturan yang ada,” pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Modus pelaku adalah menjanjikan korban masuk menjadi anggota TNI
Baca SelengkapnyaDY diamankan di rumahnya di Solo, Jawa Tengah. DY dijerat Pasal 378 dan atau 372 KUHP.
Baca SelengkapnyaUang segitu banyak nyatanya langsung ludes terpakai. Salah satunya dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaIptu Supriadi ditangkap karena diduga terlibat penipuan dan penggelapan Rp1,2 miliar dengan modus iming-iming bisa meloloskan calon taruna Akpol.
Baca SelengkapnyaDari para korban total tersangka mendapatkan uang sebesar Rp7,4 miliar.
Baca SelengkapnyaLegislator Partai Amanat Nasional (PAN) itu melaporkan dua orang yakni pria berinisial MMT dan wanita berinisial FA alias Syarifah.
Baca SelengkapnyaKorem 162 Wira Bhakti berhasil menangkap IL, TNI gadungan yang meresahkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami kasus yang menjerat anak petani terkait penipuan untuk masuk anggota Polri tersebut.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan informasi, setelah penangkapan HW di Majalengka, SA kemudian menyerahkan diri ke Polsek.
Baca SelengkapnyaSalah satu orang tua korban sudah menjual dua petak sawah dan menggadaikan sertifikat rumah.
Baca SelengkapnyaPelaku memaksa Gonzalo berbohong kepada keluarganya dan mengklaim telah bertemu dengan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaPelaku telah menipu dua orang dan total kerugian sekitar Rp20 juta.
Baca Selengkapnya